Posts filed under ‘Budaya’

1000 Kisah Jawa di Ullen Sentalu

 

ulen-sentalu.jpg
Museum Ullen Sentalu menyimpan segudang kisah menarik yang selama ini terkubur di balik tembok keraton Yogya dan Solo. Museum kebudayaan Jawa Ullen Sentalu, terletak di Jl. Boyong di daerah Kaliurang Atas Yogyakarta. Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan sebuah petuah yang cukup terkenal dalam bahasa Jawa ulating blencong sejatine tatarane lumaku—terjemahan kasarnya pelita kehidupan.

Dinamakan demikian karena museum ini memang didirikan agar bisa menjadi “pelita” agar masyarakat Jawa tak melupakan begitu saja sejarahnya yang kaya. Museum ini didirikan di tahun 1980-an oleh Yayasan Ulating Blencong, sebuah yayasan yang bertujuan untuk melestarikan tradisi sekaligus merekam sejarah keraton di solo dan Yogya.

Bangunan museum yang didirikan di sebuah lahan seluas 1,7 hektar ini dirancang oleh DR. Samuel Wedyadiningrat, DSB.Konk, seorang ahli bedah kanker di Rumah Sakit Darmais sekaligus ketua Yayasan Ulating Blencong saat itu.

Awal berdiri, museum ini hanya boleh dikunjungi keluarga keraton. Barulah pada 1997 museum mulai dibuka untuk umum. Saat dibuka belum banyak orang yang mengetahui keberadaan museum ini. Pun saat ini, keberadaan museum ini seolah “bersembunyi” dari padangan khalayak ramai.

Karena awalnya tak dimaksudkan untuk konsumsi umum, museum ini berada di daerah yang agak sulit dijangkau, letaknya di atas bukit, sementara hanya ada satu penanda jalan menuju museum ini, cetakan huruf di penanda itupun sudah mulai memudar sehingga agak sulit dibaca. Orang yang baru pertamakali berkunjung harus banyak-banyak bertanya agar tak tersesat.

Untuk masuk, biaya yang harus dikeluarkan relatif mahal. Pihak museum memasang tarif Rp 15.000 untuk pelajar dan mahasiswa, dan Rp.25.000 untuk umum. Sementara wisatawan asing harus membayar Rp. 50.000 untuk masuk ke museum ini.

Namun ternyata jumlah uang yang harus dikeluarkan itu amat sepadan dengan pelayanan yang diberikan pihak museum. Sekecil apapun sebuah rombongan, pihak museum menyediakan seorang guide untuk memandu setiap rombongannya.

Museum dibagi menjadi tujuh bagian besar: Ruangan Selamat Datang, Guwo Selo Giri, sebuah ruangan bawah tanah dengan arsitektur yang mirip arsitektur Gothic, Kampung Kambangan (atau kampung di atas air), Taman, serta sebuah galeri yang dinamai Djagad Akademik Modern Art Gallery.

Selengkapnya klik disini, ditulis oleh Dwi Fitria

January 18, 2008 at 12:27 pm 15 comments


Categories

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031