Zona Hijau Setelah Alpa

HARI ini, menjadi hari terakhir bagi pedagang keramik Rawasari, Jakarta Pusat . Setelah digusur beberapa pekan silam, mereka masih menggelar dagangannya di pinggir jalan hingga beberapa hari kemudian. Tapi hari ini, Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI memastikan para pedagang harus cabut.
Mereka adalah”korban” kedua penggusuran setelah pedagang Pasar Barito, Kebayopan Baru, Jakarta Selatan. Korban-korban lain bukan tak mungkin bakal bertambah. Acara gusur-menggusur itu akan terus dilakukan seiring dengan rencana Pemprov DKI menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di DKI Jakarta.
Selain bangunan liar, Pemda juga menargetkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di taman atau jalur hijau. Menurut Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta Sarwo Handayani, sebanyak 27 dari 31 SPBU di taman atau jalur hijau akan dilibas.
Sebanyak 27 SPBU berada di kawasan Semanggi, Kwitang, Hayam Wuruk, Abdul Muis, Pejompongan, Lapangan Ros, dan beberapa lokasi lainnya. Setelah ditutup dan dibongkar, lahan itu akan diubah kembali menjadi taman. “SPBU-SPBU itu berdiri di lahan milik Pemprov DKI Jakarta dan tidak memiliki izin pendirian. Setelah digusur, pemprov tidak akan memberi alternatif lokasi baru bagi para pengelolanya,” kata Sarwo.

Stres

Bila benar pemerintah berencana mengembalikan RTH yang sudah beralih fungsi, tekad itu memang perlu didukung. Karena nilai ekonomi akibat kerusakan dan pengalihfungsian RTH yang harus ditanggung masyarakat sangat luar biasa. “Infeksi saluran pernapasan, stres, kemacetan sampai banjir. Jangan heran bila Jakarta sering terhantam banjir. Daerah yang tidak pernah banjir menjadi banjir. Atau daerah yang tadinya banjir hanya 20 senti menjadi satu meter,” kata pengamat Tata Kota Nirwono Joga kepada Jurnal Nasional. Intinya, langkah itu dilakukan untuk kepentingan bersama. Selengkapnya klik di sini, ditulis oleh Rizky A Pohan

February 17, 2008 at 1:01 pm Leave a comment

Taman Menteng Tidak Pas

 taman-menteng.jpg

Sejak awal perencanaannya, Taman Menteng sudah dikonsep menjadi salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta. Sebagai RTH, sudah barang tentu Taman Menteng mesti berfungsi sebagai paru-paru kota serta daerah resapan air. Namun arsitektur taman yang dulunya Stadion Sepak Bola Persija ini justru melawan fungsi-fungsi itu.

Agak tak pas menyebut taman yang diresmikan mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso awal tahun lalu ini sebagai bangunan ramah lingkungan. Pertama, lihat saja bagian depan taman yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat ini. Di sana terdapat dua bangunan rumah kaca megah saling berhadap-hadapan. Secara estetika, kehadiran bangunan tersebut memang menambah kesan metropolis pada taman yang dibangun sejak 1921 itu.

Namun secara ekologis, bangunan tersebut justru tidak bersahabat dengan lingkungan dan juga tidak fungsional. Di daerah tropis, keberadaan rumah kaca tentu tidak pas. Karena material kaca tidak bisa menyerap sinar matahari dengan sempurna, sehingga sebagian radiasi matahari kembali dipantulkan ke langit dan menimbulkan pemanasan global.

Tak hanya itu, bangunan ini semakin tidak ramah lingkungan karena beberapa alat pendingin ruangan (AC) juga dipasang di dalammya. Hingga kini belum jelas benar fungsi rumah kaca itu. Bangunan tersebut selalu dibiarkan kosong melompong. Keberadaan lapangan parkir juga menambah kejanggalan taman seluas 3,4 hektar ini. Selengkapnya klik di sini, ditulis oleh Rizky A Pohan

February 17, 2008 at 12:56 pm Leave a comment

Uji Nyali Gusur Mall

mall-taman-anggrek.jpg

Tahun ini, tekad pemerintah DKI Jakarta untuk menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tanah ibu kota semakin bulat. Salah satu langkah yang dilakukannya, pemerintah semakin rajin melakukan pembongkaran bangunan yang berdiri di kawasan RTH. Sepanjang dua bulan ini saja, sudah ada dua lahan yang digusur.

Incaran pertama adalah Pasar Barito yang terletak di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Akhir Januari lalu, ratusan toko ikan hias dan bunga yang diresmikan mantan Gubernur DKI Ali Sadikin ini rata dibuldoser alat berat. Para pedagang yang telah menempati lahan itu sejak puluhan tahun lalu hanya bisa meratapi tumpuan hidup mereka hancur berantakan. Menurut Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Budiman Simarmata, lahan itu akan dikembalikan ke konsep semula, menjadi Taman Ayodya.

Masih hangat tayangan pembongkaran di Pasar Barito, awal pekan lalu aksi pembokaran terulang kembali. Kali ini giliran Pasar Rawasari yang menjadi target pembersihan Pemda Jakarta Timur. Tak berbeda dengan aksi terdahulu, pembongkaran ini pun dilakukan atas nama pengembalian ruang terbuka hijau yang semakin langka. Selengkapnya klik di sini, ditulis oleh Rizky A Pohan

February 17, 2008 at 12:49 pm 1 comment

1000 Kisah Jawa di Ullen Sentalu

 

ulen-sentalu.jpg
Museum Ullen Sentalu menyimpan segudang kisah menarik yang selama ini terkubur di balik tembok keraton Yogya dan Solo. Museum kebudayaan Jawa Ullen Sentalu, terletak di Jl. Boyong di daerah Kaliurang Atas Yogyakarta. Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan sebuah petuah yang cukup terkenal dalam bahasa Jawa ulating blencong sejatine tatarane lumaku—terjemahan kasarnya pelita kehidupan.

Dinamakan demikian karena museum ini memang didirikan agar bisa menjadi “pelita” agar masyarakat Jawa tak melupakan begitu saja sejarahnya yang kaya. Museum ini didirikan di tahun 1980-an oleh Yayasan Ulating Blencong, sebuah yayasan yang bertujuan untuk melestarikan tradisi sekaligus merekam sejarah keraton di solo dan Yogya.

Bangunan museum yang didirikan di sebuah lahan seluas 1,7 hektar ini dirancang oleh DR. Samuel Wedyadiningrat, DSB.Konk, seorang ahli bedah kanker di Rumah Sakit Darmais sekaligus ketua Yayasan Ulating Blencong saat itu.

Awal berdiri, museum ini hanya boleh dikunjungi keluarga keraton. Barulah pada 1997 museum mulai dibuka untuk umum. Saat dibuka belum banyak orang yang mengetahui keberadaan museum ini. Pun saat ini, keberadaan museum ini seolah “bersembunyi” dari padangan khalayak ramai.

Karena awalnya tak dimaksudkan untuk konsumsi umum, museum ini berada di daerah yang agak sulit dijangkau, letaknya di atas bukit, sementara hanya ada satu penanda jalan menuju museum ini, cetakan huruf di penanda itupun sudah mulai memudar sehingga agak sulit dibaca. Orang yang baru pertamakali berkunjung harus banyak-banyak bertanya agar tak tersesat.

Untuk masuk, biaya yang harus dikeluarkan relatif mahal. Pihak museum memasang tarif Rp 15.000 untuk pelajar dan mahasiswa, dan Rp.25.000 untuk umum. Sementara wisatawan asing harus membayar Rp. 50.000 untuk masuk ke museum ini.

Namun ternyata jumlah uang yang harus dikeluarkan itu amat sepadan dengan pelayanan yang diberikan pihak museum. Sekecil apapun sebuah rombongan, pihak museum menyediakan seorang guide untuk memandu setiap rombongannya.

Museum dibagi menjadi tujuh bagian besar: Ruangan Selamat Datang, Guwo Selo Giri, sebuah ruangan bawah tanah dengan arsitektur yang mirip arsitektur Gothic, Kampung Kambangan (atau kampung di atas air), Taman, serta sebuah galeri yang dinamai Djagad Akademik Modern Art Gallery.

Selengkapnya klik disini, ditulis oleh Dwi Fitria

January 18, 2008 at 12:27 pm 15 comments

Gender di China

Dengan jumlah penduduk lebih dari 1 miliar orang, China pun masih menghadapi masalah kependudukan lain, yakni kelebihan jumlah anak laki-laki. Berdasarkan sensus terbaru, rasio anak laki-laki dan perempuan di Negeri Panda adalah 120:100. Angka ini menunjukkan ketidakseimbangan populasi terbesar di dunia. Seiring fenomena ini, berbagai masalah sosial pun mengintai Negeri Tirai Bambu.

Huang Ying, Dosen Jurusan Seksual dan Gender di Universitas Renmin, Beijing mengatakan, masalah ini dipicu keyakinan China bahwa anak laki memiliki status sosial lebih tinggi ketimbang anak perempuan.

“Tak bisa dipungkiri, fenomena sosial ini terkait dengan budaya masyarakat. Orang China masih berpikir anak laki-laki akan menjadi tulang punggung bagi keluarga dan menjaga orang tua kala tua. Karena anak perempuan akan ikut dengan suaminya bila dia menikah,” kata Huang.

Sayangnya, Huang menambahkan, mereka tidak berpikir bahwa di masa depan anak laki-laki itu membutuhkan seorang perempuan untuk dinikahi. Dengan demikian, menurut Huang, peningkatan jumlah pekerja industri seks di China menjadi salah satu ancaman terbesar. Prostitusi dan perdagaan perempuan juga diperkirakan akan bertambah di wilayah-wilayah dengan jumlah bujangan tinggi.

Fenomena ketidakseimbangan penduduk ini sebenarnya berkaitan erat dengan ledakan penduduk di negeri itu. Untuk memecahkan masalah populasi, China membuat kebijakan satu anak pada awal 1980an. Sejak 1982 pemerintah juga membagikan mesin ultrasono di seluruh pelosok negeri. Selengkapnya klik disini, ditulis oleh Rizky A Pohan

January 18, 2008 at 12:25 pm 1 comment

Sungai Jakarta Masih Bisa Dijernihkan

lingkungan-sungai4.jpg

Jika Anda ditanya atau diminta untuk masuk kesalah satu sungai yang mengalir di jantung kota Jakarta, apa kira-kira yang akan Anda jawab? ”Ogah ah, jorok” atau ”Siapa takut…?”. Tapi siapa yang bisa menyangkal, bagi Anda mungkin memang jijik, lihat saja kondisinya yang penuh sampah dan terlihat menghitam dengan bau menyengat, namun ternyata ada juga beberapa orang yang berani nyempelung untuk mengais rejeki. Yah, begitulah hidup….

Bagi Anda bila merasa jijik karena terlalu banyak sampah menumpuk disana, lalu, pertanyaan kenapa bisa? siapa yang salah? dan lalu harus bagaimana? bisa g sih dibersihkan? — klik disini ditulis oleh agusdd>

December 25, 2007 at 5:41 am 6 comments

Kompor Surya

Teknologi Kompor yang menggunakan panas matahari sebagai bahan bakar tengah di kembangkan di Indonesia. Meski penggunanya masih minoritas teknologi ini dapat menjadi alternatif bahan bakar yang umum digunakan saat ini.

(Klik pada gambar untuk melihat selengkapnya)

teknologi_kompor-surya-0709.jpg

Riset oleh Agus dd, Infografis oleh Esthi E.S

(Infografis ini pernah dimuat dalam harian JurnalNasional edisi September 2007)

December 18, 2007 at 9:29 am 2 comments

Sumber Pemanasan Global di Indonesia

Indonesia menjadi salah satu kontributor pemanasan global, benarkah?. Infografis berikut ini akan menceritakan bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca dan menggambarkan besarnya penghasil emisi CO2 beberapa negara di dunia. Terlihat memang kerusakan hutan di Indonesia menjadi salah satu penyebabnya.

(Klik pada gambar untuk melihat selengkapnya) 

teknologi_pemanasan-070806.jpg

Riset oleh Agus dd, Infografis oleh Esthi E.S

(Infografis ini pernah dimuat dalam harian JurnalNasional edisi 6 Agustus 2007)

December 18, 2007 at 8:59 am 12 comments

Radhika India gender diskriminasi

internasional_gender2.jpg

Nafas Radhika (25) tersengal-sengal. Peluh masih bercucuran di wajahnya. Lelah. Namun itu tidak ada artinya setelah dia mendengar suara tangis bayi. Kebahagiaan tak terhingga menyelimuti karena dia telah berhasil melahirkan seorang bayi perempuan setelah melewati porses persalinan selama tiga jam. Perjuangannya merawat dan berbagi kehidupan dengan si jabang bayi selama sembilan bulan tak sia-sia. Bayi yang masih merah itu terlahir sehat walafiat. Lucu, menggemaskan dan wajahnya sangat mirip dengan Rajesh, suami Radhika.

Namun seketika kebahagiaan Radhika tersaput berita tak menyenangkan. Tak ada satu pun keluarga Rajesh yang datang menjenguknya di rumah sakit. Tidak juga Rajesh bersedia menemaninya selama berjuang antara hidup dan mati. Keluarga Rajesh tidak memiliki banyak alasan mengenai ketidakhadiran mereka menjenguk Radhika. Hanya satu namun cukup menyentak. Mereka tidak menginginkan bayi perempuan menjadi bagian dari keturunan mereka.

Selengkapnya klik disini

December 14, 2007 at 12:19 pm 2 comments


Categories

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031